Ratusan melayang tanpa kata
Mereka tak mampu
Bahkan sekedar untuk menjerit
tuhan-tuhan mereka murka
Silau oleh harta-harta dunia
Kesejahteraan pribadi
Keadilan diperdagangkan
dan wewenang adalah alat untuk berdagang
dimana tuhanku?
Mereka bersembunyi dibalik jas putih
Mengintip dari jendela istana mereka
Semakin bangga, mereka tersenyum keluar dari ruang penyidikan
Toh, keadilan adalah jajanan emperan
Inikah negri ku?
Ya, inilah negri ku
Negri agraris yang tidak punya pupuk
Tidak punya lahan karena diperdagangkan oleh pembangunan
Negri yang bebas melepas tangan
Kemudian menuduh
Untuk apa garuda pancasila selalu dipampang
Dijalan-jalan, diperkantoran bahkan dijamban
Atau tuhan tidak membaca?
“KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA”
Mereka tak mampu
Bahkan sekedar untuk menjerit
tuhan-tuhan mereka murka
Silau oleh harta-harta dunia
Kesejahteraan pribadi
Keadilan diperdagangkan
dan wewenang adalah alat untuk berdagang
dimana tuhanku?
Mereka bersembunyi dibalik jas putih
Mengintip dari jendela istana mereka
Semakin bangga, mereka tersenyum keluar dari ruang penyidikan
Toh, keadilan adalah jajanan emperan
Inikah negri ku?
Ya, inilah negri ku
Negri agraris yang tidak punya pupuk
Tidak punya lahan karena diperdagangkan oleh pembangunan
Negri yang bebas melepas tangan
Kemudian menuduh
Untuk apa garuda pancasila selalu dipampang
Dijalan-jalan, diperkantoran bahkan dijamban
Atau tuhan tidak membaca?
“KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA”
keren boss puisina, bahasa yang lugas dan berani. tapi jangan lupa, jangan sampai ateis yah..............hehehehe. Just Kidding.
BalasHapus